EVALUASI
PROGRAM LITERASI DAN NUMERASI
1. Miskonsepsi tentang Evaluasi Program Literasi dan Numerasi
2. Konsep Evaluasi Program Literasi dan Numerasi pada
setiap tahapan perkembangan literasi dan numerasi
3. Studi Kasus Evaluasi Program Literasi dan Numerasi
Pemantik Miskonsepsi Bapak/Ibu tentu mengetahui cara untuk mendapatkan bukti
hasil belajar peserta didik adalah dengan melakukan asesmen atau evaluasi atau
bahkan Bapak/Ibu bertanya - tanya asesmen dan evaluasi apakah dua hal yang sama
atau berbeda sih?
Sebelum kita melangkah lebih lanjut mari refleksikan dan
ceritakan pengetahuan/pengalaman Bapak/Ibu terkait asesmen dan evaluasi program
literasi dan numerasi. (peserta merefleksikan di kolom diskusi) Miskonsepsi
Mari pelajari teks berikut untuk dapat lebih memahami miskonsepsi dalam
Evaluasi program literasi dan numerasi.
Miskonsepsi Konsepsi Pembelajaran yang berorientasi pada
pencapaian nilai hanya membuat peserta didik paham secara konten tanpa
menguasai konteks secara menyeluruh. Belajar bukan dinilai oleh besarnya angka,
tapi oleh karya yang bermakna. Pembelajaran yang berorientasi pada kompetensi.
Banyaknya Jumlah buku bacaan di satuan pendidikan / daerah seringkali dianggap
minat baca peserta didik tinggi Bukan kuantitas melainkan kualitas. peserta
didik butuh melatih bernalar sebelum memahami dan mengatasi tantangan kehidupan
nyata yang akan mereka hadapi.
Semua peserta didik harus menjalani model evaluasi yang
sama Pembelajaran yang berorientasi pada diferensiasi pengalaman belajar sesuai
minat, cara belajar dan ketersediaan sumber belajar di sekitarnya. Guru hanya
mengandalkan pada satu ujian di akhir semester atau akhir tahun dan berharap
terjadi perubahan dalam pembelajaran berikutnya. Guru tidak bisa lagi
mengandalkan pada satu ujian di akhir semester atau akhir tahun dan berharap
terjadi perubahan dalam pembelajaran berikutnya.
Guru harus bisa menggunakan asesmen sebagai alat proses
pembelajaran, bukan cuma alat tes atau evaluasi. Asesmen dan Evaluasi Bagaimana
Bapak/Ibu apakah anda sudah mulai mendapatkan pengetahuan baru terkait
miskonsepsi yang terjadi pada penerapan evaluasi? atau apakah Bapak/Ibu pernah
terjebak kedalam miskonsepsi di atas? Dari hasil pemantik miskonsepsi di atas
mari kita ulas bersama untuk lebih mendapatkan pemahaman yang sama atas Asesmen
dan Evaluasi.
Arti kata asesmen dan evaluasi memang tidak selalu bisa
dipisahkan. Namun bukan berarti mempunyai arti yang sama. Evaluasi selalu berhubungan dengan hasil, atau output terakhir dari
suatu hal. Sedangkan Asesmen
berhubungan erat dengan proses pembelajaran. Contohnya, evaluasi adalah
hasil akhir dari ujian akhir peserta didik. Sedangkan asesmen adalah proses
umpan balik agar peserta didik bisa mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan
kompetensi. Menurut The Canadian Association of Second Language Teachers
(CASLT) (2015) asesmen adalah proses
pengumpulan data tentang kinerja peserta didik dengan menggunakan berbagai alat
seperti observasi aktivitas atau kuis untuk mendapatkan gambaran pemahaman
peserta didik, sedangkan evaluasi
adalah proses membuat penilaian terhadap data yang terkumpul. Evaluasi juga
bisa berfungsi untuk merencanakan apa yang akan dilakukan kedepannya dalam
pembelajaran dan perkembangan belajar peserta didik.
Dari penjelasan ini kita bisa simpulkan bahwa asesmen dan
evaluasi adalah proses yang saling terhubung dalam proses pembelajaran dengan
tujuan untuk mendapatkan data, menginformasikan data dan merencanakan tindak
lanjut dari hasil data tersebut dalam bentuk evaluasi. Konsep merancang
evaluasi program literasi dan numerasi berdasarkan tahapan perkembangan
literasi dan numerasi Bapak/ibu pada aktivitas ini kita akan belajar merancang
evaluasi program literasi dan numerasi berdasarkan tahapan perkembangan
literasi dan numerasi.
Apa yang perlu diperhatikan? tentu saja di aktivitas ini
kita akan mempertimbangkan apa yang sudah kita pelajari di aktivitas sebelumnya
yaitu: Memahami profil peserta didik Memahami tahapan perkembangan literasi dan
numerasi dengan melihat dokumen kontinum perkembangan literasi dan numerasi dan
Melihat cakupan asesmen Untuk melihat cakupan asesmen mari kita perhatikan
infografis berikut ini:
Sumber Infografis: Kampus Guru Cikal Mengenali dan
Menggunakan instrumen Asesmen sebagai Evaluasi program literasi dan numerasi Di
aktivitas ini Bapak/Ibu akan mengenal kanvas rancangan asesmen berbasis
kinerja, Apa fungsinya? Mari kita bayangkan perjalanan belajar peserta didik -
peserta didik kita dan coba jawablah pertanyaan berikut!
1. Bagaimana kita tahu peserta didik kita sudah berhasil
belajar?
2. Bagaimana peserta didik tahu dia sudah belajar?
3. Apa jenis tugas yang bisa memperlihatkan pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan peserta didik?
4. Bagaimana peserta didik bisa terlibat dalam asesmen?
Sebelum melaju kembali mari kita berhenti sebentar dan
mengingat kembali, Bapak/Ibu sudah meninjau ulang miskonsepsi mengenai asesmen,
melakukan refleksi pribadi dan mendapatkan gambaran awal mengenai asesmen
berbasis kinerja sebagai bentuk asesmen yang mendukung pencapaian kompetensi
peserta didik dengan mengukur pengetahuan dan keterampilan peserta didik.
Sekarang mari kita mengupas lebih jauh mengenai:
1. Apa yang dimaksud dengan asesmen berbasis kinerja yang
autentik?
2. Apa bedanya dengan bentuk tes?
3. Mengapa asesmen ini penting untuk diterapkan?
Untuk menjawab semua pertanyaan itu, mari kita simak obrolan dalam Program Obrolan Guru Merdeka Belajar yang membahas Asesmen Berbasis Kinerja berikut ini
Ketika menonton video, buatlah catatan pribadi untuk
mencatat poin-poin yang menjadi jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Catatan ini juga bisa membantu anda untuk membuat refleksi diakhir kegiatan
ini. Anda juga dapat mengulangi video dari awal jika dibutuhkan.
Studi Kasus Bagaimana Menggunakan Format Asesmen Berbasis
Kinerja Pada aktivitas ini, Bapak/Ibu akan mempelajari tips-tips yang praktis
yang telah terbukti efektif. Bapak/Ibu akan berkenalan dengan sebuah alat bantu
yang kita sebut sebagai kanvas.
Kanvas asesmen berbasis kinerja ini dapat membantu
Bapak/Ibu merencanakan kegiatan asesmen dengan memahami beberapa elemen penting
seperti:
1. Kompetensi
2. Tugas Otentik
3. Indikator (Kriteria)
4. Rubrik
Nah apa dan bagaimana kanvas ini bisa membantu, mari kita
pelajari elemen elemen yang ada pada kanvas berikut ini: Tujuan, Peran, Situasi, Pemirsa, Aksi atau Produk, dan Kriteria dalam
kegiatannya atau disingkat dengan
TPS PAK.
Contoh Studi Kasus Asesmen dan evaluasi program literasi
dan numerasi berdasarkan tahapan perkembangan literasi dan numerasi
Untuk memberikan pemahaman Bapak/Ibu dalam menggunakan
Kanvas di atas berikut contoh - contoh penerapannya yang sudah diterapkan di
satuan pendidikan. Pada kelas literasi, Guru Ari ingin mengadakan penilaian
akhir tentang penokohan pada cerita pendek. Bersama peserta didik - peserta
didiknya Guru Ari menyampaikan rencana kegiatan tersebut kepada peserta didik -
peserta didiknya dengan menggunakan format
Kanvas Asesmen berbasis kinerja dengan format sebagai
berikut:
Tujuan : Memahami penokohan sebagai unsur cerita Peran :
Aktor Situasi : Dalam sebuah pementasan teater, kelompok peserta didik diminta
untuk memerankan tokoh yang ada di dalam sebuah teks cerita pendek dengan
memperhatikan karakter tokoh berdasarkan perilaku dan kata - katanya
Pemirsa : Guru Guru dan teman dari kelas lain Aksi/Produk
: Bermain peran Kriteria : Pemahaman tokoh, Penjiwaan dan kerjasama contoh 2:
Pada kelas numerasi, Guru Ilham akan mengadakan penilaian akhir dengan topik
pengukuran keliling dan luas. Bersama peserta didik - peserta didiknya Guru
Ilham menyampaikan rencana kegiatan tersebut kepada peserta didik - peserta
didiknya dengan menggunakan format Kanvas Asesmen berbasis kinerja dengan
format sebagai berikut:
Tujuan : Memahami penerapan luas dan keliling dalam
kehidupan sehari hari Peran : Arsitek Situasi : Dalam sebuah pameran arsitektur
para arsitek mempresentasikan konsep konsep gedung di masa depan. Pemirsa :
Guru Guru dan teman dari kelas lain Aksi/Produk : Mock up / maket gedung dari
kardus kardus bekas Kriteria : Mengembangkan prosedur untuk menemukan luas dan
keliling, Menentukan hubungan antara luas dan keliling, Menggunakan
representasi 2D dari objek 3D untuk memvisualisasikan atau memecahkan masalah,
misalnya menggunakan gambar atau model.
Bagaimana Bapak/Ibu apakah anda sudah mulai mendapatkan
pemahaman yang lebih utuh terkait Asesmen dan Evaluasi yang penerapannya pada
program Literasi dan Numerasi? Setelah Bapak/Ibu memahami contoh contoh
evaluasi seperti prinsip asesmen berbasis kinerja, dan dapat menggunakan
elemen-elemen pada kanvas untuk merancang asesmen belajar berbasis kinerja,
Anda akan diminta untuk menerapkan secara mandiri untuk membuat rancangan
penyusunan program literasi dan numerasi. Bapak / Ibu mengunduh format kanvas
penyusunan program literasi dan numerasi sebagai berikut: https://bit.ly/KanvasProfil-Litnum
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Y. (2018) Pembelajaran Literasi, Jakarta; Bumi
Aksara.
The Education State (2017) Guide to the literacy teaching
toolkit, Melbourne: Victoria Esat Government.
Thomson, Sue. (2013) “A Teacher’s guide to PISA Reading
Literacy”, Victoria Australia; ACER Press.
N. Namdi, Kemba A. ( 2005) Guide to teaching reading at
the Primary School Level, Place de Fontenoy-Paris; UNESCO
Sang, Yuan. (2017). Expanded Territories of “Literacy”:
New Literacies and Multiliteracies. Journal of Education and Practice. 8:8. pp.
16-19.
0 Komentar